Haji sebaiknya di foto dan dibagikan atau tidak ??

"Tidak posting foto haji belum tentu ikhlas. Yang posting foto haji belum tentu riya'"

Gegara selama haji saya jarang posting tiba-tiba ada yang nyeletuk "Ustadz mah ikhlas banget ya. Ibadah haji diam-diam aja. Gak suka posting". Langsung keruh dan rusak deh hati saya.

Ah susah banget jaga hati. Pandangan manusia akan ikhlas jadi patokan. Posting salah, gak posting pun belum tentu selamat. 

Idealnya, saat seseorang gak posting ibadah haji jangan dulu dipuji ikhlas. Malah merusak niatnya. Atau bisa jadi emang dia gaptek atau gak punya koleksi foto yang layak muat.

Saat yang lain posting foto ibadah pun, jangan juga divonis riya. Bisa jadi dia posting sebagai bentuk syiar sekaligus ajakan biar yang punya uang bak air zam zam alias luber terus mau tergerak ikut ibadah haji.

Karena hati adalah ibadah rumit maka fokus tengok ke dalam diri. Jangan tuding pihak lain. Bisa jadi saat kita menuduh riya orang lain, kita kena penyakit hati lain yakni hasad. Ini sama jeleknya.

Doain ya biar saya pun diperbaiki hatinya. Berusaha ikhlas meski sulit. Karena gejolak hati persis kayak emak-emak bawa motor. Susah ditebak arahnya. Semoga Allah menjaga hati kita agar selalu hati-hati.

Ingat! Jaga hati, jaga pikiran dan jaga dompet biar gak kecopetan 😊

____
Ibadah terlama itu bukan nikah tapi menuntut ilmu. Sebab dimulai dari buaian sampai liang lahat 😊

___

𝐴𝑛𝑎𝑘 𝑀𝑎𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖 𝑏𝑢𝑘𝑎𝑛𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑛𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑒𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑏𝑖𝑠𝑎 𝑚𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑘𝑎𝑛 𝑢𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑚𝑒𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑖 𝑝𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝. 𝐴𝑛𝑎𝑘 𝑚𝑎𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑛𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑏𝑖𝑠𝑎 𝑏𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛 𝑠ℎ𝑜𝑙𝑎𝑡 𝑠𝑢𝑏𝑢ℎ 𝑠𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖. 𝐼𝑎 𝑠𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑏𝑎ℎ𝑤𝑎 𝑖𝑏𝑎𝑑𝑎ℎ 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎. 𝐵𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑎𝑛𝑔𝑔𝑢𝑛𝑔 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔𝑡𝑢𝑎"

Mau agar anak kita bisa mandiri sekaligus percaya diri?

Ikuti Webinar Premium "𝑪𝒂𝒓𝒂 𝑴𝒆𝒏𝒅𝒊𝒅𝒊𝒌 𝑨𝒏𝒂𝒌 𝑨𝒈𝒂𝒓 𝑴𝒂𝒏𝒅𝒊𝒓𝒊 𝒅𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒄𝒂𝒚𝒂 𝑫𝒊𝒓𝒊"

Hari/Tgl : Jumat, 28 Juni 2024
Jam : 19.45-selesai

Bersama saya dan Ibu Leni Sintorini, Psi

𝐓𝐞𝐫𝐬𝐞𝐝𝐢𝐚 𝐫𝐞𝐤𝐚𝐦𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚 𝐛𝐚𝐠𝐢 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐫𝐡𝐚𝐥𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧

Daftar SEKARANG di bit.ly/webinarfatherman

Sampai Ketemu di kelas ya!

Salam Pengasuhan,

𝐛𝐞𝐧𝐝𝐫𝐢 𝐣𝐚𝐢𝐬𝐲𝐮𝐫𝐫𝐚𝐡𝐦𝐚𝐧
(𝑜𝑟𝑡𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑒𝑑𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑑𝑖 𝑙𝑒𝑏𝑖ℎ 𝑏𝑎𝑖𝑘)

___
𝐓𝐞𝐧𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐊𝐚𝐦𝐮

Hari ini aku ingin cerita tentang dirimu.

Teringat awal-awal nikah saat kau bersedia menjadi istriku. Kuambil kau dari zona nyamanmu. Anak komplek yang harus bersedia tinggal di pinggir kota. Sebuah kampung dalam gang sempit beralas tanah liat. Yang jika musim hujan, sekitar rumah bernuansa coklat akibat tumpahan tanah di jalan yang berserakan dimana-mana.

Engkau rela bertetangga dengan selokan air yang keruh, taman kota, hutan dan sawah. Dikelilingi pohon bambu yang rimbun dan membuat suasana sedemikian sunyi sekaligus angker di malam hari. Kau tetap tersenyum kala itu meski harus tinggal menetap di rumah ibuku hingga kini.

Ini cerita tentang dirimu. Seorang anak bungsu yang terbiasa dimanja sedari kecil dan ikhlas bersedia merawat mama yang sepuh, kakak yang "berkebutuhan khusus" dan juga mertuamu alias ibuku. Sambil mengurus anak-anak yang rentang usia tak jauh beda. Sementara aku sering kali harus melanglang buana, meninggalkan dirimu. Dimana kamu hanya bisa menghibur diri dengan segelas kopi sambil membaca buku.

Masih ingatkah engkau? Saat kita kemana-mana harus menaiki motor tua milikmu sebelum nikah yang kupakai sehari-hari karena aku tak punya moda transportasi. Kadang hujan dan panas kita lalui bersama dengan gembira. Ketilang polisi saat hamil bahkan harus berjalan kaki di tengah teriknya mentari sudah sering kau jalani. Pun saat aku meminta kau membantuku mengatasi satu masalah pelik klien yang depresi, sigap kau lalui. Letih dan lelah saat pulang tak lantas membuatmu harus segera istirahat. Tugas-tugas kerumahtanggaan menanti. Dan kau menjalaninya dengan penuh ikhlas meski kadang masih menerima tuntutan sana sini.

Aku masih punya banyak cerita tentang dirimu. Mengorbankan kesenangan demi hidup bersamaku yang serba kurang. Bahkan engkau rela berdagang jilbab meski tak laku karena jiwa sosialmu yang suka menggratiskan. Obsesi menjadi dosen dan psikolog pun harus tertunda karena engkau memilih menjadi ibu rumah tangga. Meski kau akui tak pandai masak, tapi kadang kau paksakan sesekali demi irit uang belanja. Sambil kau merasa malu khawatir aku dan anak-anakmu tak menyukai. Padahal masakan yang engkau buat dan hidangkan adalah kuliner terlezat di muka bumi.

Saat kumpul keluarga besarmu yang sukses dan kaya, kau tetap tak malu memperkenalkan aku sebagai suamimu. Ustadz kampung yang nanggung. Tak punya pekerjaan tetap. Hanya relawan aktivis sosial kemanusiaan. Pengelola yayasan yang kadang sering menunda gaji staff jika tak ada pemasukan. Beruntunglah aku kadang masih diminta menjadi konsultan program di media televisi saat itu.

Lagi-lagi aku tak bosan menceritakan dirimu. Biar dunia tau betapa beruntungnya aku. Seorang lelaki biasa bersanding dengan wanita yang setia dan punya pesona sempurna. Engkau yang sejak awal nikah tak minat eksis di sosmed. Jangankan bikin konten untuk akun IG, FB atau Tiktok, bahkan untuk membaca pesan di WA, seringkali aku harus bersabar mendapatkan jawabmu saking "sibuknya" kamu dengan tugas sebagai ibu.

Cerita ini kutulis sebagai ungkapan rindu. 25 hari lebih berpisah dengan jarak ribuan kilometer setidaknya menyadarkan aku bahwa rezeki terbesar aku bukanlah punya rumah megah dan kendaraan mewah. Tapi bisa menikah dengan kamu. Sambil merintih menahan rindu, kupandang foto-fotomu seraya berucap lirih semoga   aku bisa menua bersamamu, mewujudkan harapanmu untuk punya rumah sendiri dan bisa lanjut kuliah. Menghabiskan masa tua dengan membantu sesama demi bekal agar bisa sesurga bersama.

Aku yang merindu, biarkan semilir angin yang menghantarkannya. Meski aku tau ia tak melewati kota Jakarta. Tapi aku percaya doa yang aku panjatkan dan terhubung ke langit niscaya tersampaikan ke penjuru bumi di pelosok manapun. Hingga tembus ke hatimu.

Dalam setiap lantunan doa sambil menatap angkasa dimana kita berada di langit yang sama aku sering berucap "Ya Allah aku telah menemukan bidadari surgamu yang tersesat di bumi, izinkan aku menghantarkannya kembali ke istana yang telah Engkau siapkan untuknya. Karena ridhoku sebagai suami lebih besar dari kekurangan perilaku buruknya yang akan jadi pembuka jalan untuk kami menapaki jejak langkah bersama menuju surga" ❤️❤️❤️

....

Untuk menjadi ahli ilmu membutuhkan waktu yang lama. Itulah kenapa mereka disebut U..LAMA 😊😊😊
...
Perdebatan mana yang lebih baik ibu rumah tangga atau ibu bekerja harusnya sudah selesai.

Sebab sejatinya dimana pun posisi ibu saat ini, 𝗮𝗻𝗮𝗸 𝗯𝘂𝘁𝘂𝗵 𝗶𝗯𝘂 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗺𝘂𝗱𝗮𝗵 𝗱𝗶𝗮𝗸𝘀𝗲𝘀. Saat ia mengalami guncangan emosi, selalu ada ibu yang cepat merespon dan siap menghangatkan lewat kata-kata atau sentuhan.

Ingin mengupgrade diri 𝙢𝙚𝙣𝙟𝙖𝙙𝙞 𝙞𝙗𝙪 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙩𝙖𝙣𝙜𝙜𝙪𝙝 𝙙𝙞 𝙚𝙧𝙖 𝙠𝙚𝙠𝙞𝙣𝙞𝙖𝙣?

Yuk belajar dari 15 ibu-ibu hebat lintas zaman. Dimana setiap ibu akan mendapat inspirasi bagaimana mensiasati kondisi agar tetap bisa memberikan yang terbaik untuk buah hati.

Ikuti 𝗣𝗮𝗿𝗲𝗻𝘁𝗶𝗻𝗴 𝗕𝗼𝗼𝘀𝘁𝗲𝗿 serial "15 𝘒𝘪𝘴𝘢𝘩 𝘐𝘯𝘴𝘱𝘪𝘳𝘢𝘴𝘪 𝘐𝘣𝘶 𝘛𝘢𝘯𝘨𝘨𝘶𝘩" bersama saya bendri jaisyurrahman, Kak Mentari Rona dan Ayah Irwan Rinaldi 

Udah daftar? Ayok buruan! Kelas mulai tanggal 14 Juni 2023 durasi max 10 menit per harinya. Bisa ditonton darimana aja setiap harinya.

Tertarik daftar? Segera klik SEKARANG 𝘄𝘄𝘄.𝗳𝗮𝘁𝗵𝗲𝗿𝗺𝗮𝗻.𝗶𝗱/𝗽𝗶𝗻𝘁𝗲𝗿

Bagi yang masih ragu-ragu dan mau tanya-tanya hubungi admin di no +62 858-6290-5597

...
Luntur dan hilangnya sifat 𝘼𝙇 𝙒𝘼𝘿𝙐𝙐𝘿 ini membuat banyak ibu menjadi mudah marah dan bahkan bisa mencelakakan buah hatinya sendiri.

Kira-kira apa sebabnya? Silakan komen di bawah ya.

#ibu #ibutangguh #perempuan #pasutri #parenting #wanita #kehamilan #hamil

...
"Sudahkah kita jadi ibu yang mudah diakses oleh anak-anak kita? Tanpa 'tembok' menjulang, tanpa 'jurang' membentang?"

Semoga kita bukan ortu sekadar formalitas, yang untuk anak sapa saja harus melewati alur ala birokrasi. 

Mari dekatkan diri, dan permudah anak mengakses kita setiap hari. Agar kita jadi tempat pertama mereka bercerita, berbagi apa saja.

H-4 Parenting Booster 
15 Kisah Inspirasi Ibu Tangguh
dari @fatherman.id 

Daftar klik fatherman.id/pinter

Atau ketik BOOSTER di kolom komen.

....
Berusahalah memaafkan orang yang telah menyinggung harga diri kita.
Sebab harga surga lebih mahal daripada harga diri

...
https://www.facebook.com/1145029643/posts/pfbid0578hn5nbvdd8zm4MaYom4rxeZi8ZhAwcosPMSmcx2NeFqapBm6tq2iSwGQHQzMcfl/?app=fbl