Cara ngatur waktu dengan anak by Christina Lie
Christina Lie
Kemarin ini pas IG live bareng ko Tommy Wong, saya sempat bahas agar para pengusaha/karyawan yang secara ekonomi tidak terlalu terganggu, atau punya tabungan yang cukup.
Agar ketika bersedekah pun, juga harus tetap memantau uang simpanan untuk 4-6 bulan kedepan.
Dan seringkali mereka yang bersedekah ini, lebih melihat ke mereka di lingkaran luar, sampai kemudian lupa dengan lingkaran dalam alias pihak-pihak yang terlibat langsung di hidup mereka seperti orang tua, saudara kandung, kerabat, teman, karyawan, supplier.
Saya kasih analogi seperti ini deh:
Anggap lah Pak Amir punya tabungan 400 juta, biaya hidup dan operasional kantornya mungkin hanya 50 juta/bulan.
Lalu mulai berpikir kalau dia sudah punya dana cadangan untuk hidup dan operasional bisnis-nya 8 bulan kedepan, Hingga Pak Amir pun berpikir untuk mengalokasikan dana 4 bulan saja untuk bisnisnya, sementara sisa 4 bulan x 50 juta = 200 juta, ia mau donasikan.
di minggu pertama, Pak Amir ini langsung menggunakan uang 200 juta ini, untuk membantu mereka di lingkaran luar, mulai dari sedekah ke ojol, tetangga, sampai alat-alat APD untuk medis.
minggu kedua, tiba-tiba adik perempuannya datang, menangis karena suaminya di PHK, tabungan hanya bisa untuk bertahan di bulan ini saja, biaya bulanan adiknya itu sendiri 20 juta/bulan
Tak lama, teman dekatnya sendiri yang selama ini selalu banyak membantu dia dalam memberikan peluang dan ide usaha, datang juga, memohon untuk meminjam uang 50 juta, karena cashflownya tersendat akibat piutang dari para customernya yang belum sanggup bayar.
Untungnya, orang tua dan mertuanya sehat-sehat saja dan masih memiliki dana pensiun,
Namun tak lama, salah satu karyawannya mulai terlihat murung, kerjaan tidak fokus, ternyata bisnis kecil-kecilan orang tuanya terkena dampak begitu tinggi, sehingga finansial keluarganya terganggu dan tentu gaji anaknya pun belum tentu cukup untuk memenuhi tanggungan di bulan itu. Akhirnya dibantulah oleh Pak Amir sebesar 10 juta.
Pak Amir memang dikenal murah hati, dia dikenal sebagai sosok yang tak sungkan berbagi.
Di bulan berikutnya, beberapa dari puluhan tetangga yang ia bantu sembako di bulan sebelumnya, datang ke rumahnya untuk kembali meminjam uang. Mengetahui kondisi hidup para tetangganya yang berkekurangan, Pak Amir pun kembali membantu, total 20 juta
Singkat cerita, dana sisa di tabungan Pak Amir kini tinggal 100 juta, yang hanya cukup memenuhi biaya hidup dan operasional bisnisnya 2 bulan mendatang saja.
Pak Amir mulai pusing, beliau yang semula sangat idealis dengan fokus bisnisnya, akhirnya mulai berpikir untuk mengganti haluan bisnisnya dengan menjual produk-produk yang kini sedang dibutuhkan di masyarakat, apa daya, semuanya butuh proses pembuatan, biaya yang cukup besar untuk stock dan lain-lain.
Sebetulnya sudah banyak sekali teman-teman Pak Amir yang mengajak Pak Amir ini untuk berganti haluan sementara waktu, ada yang menawarkan kerjasama katering makanan, paket sembako, bahkan hingga herbal kesehatan.
Tapi Pak Amir lebih cenderung membeli produk-produk yang ditawarkan teman-temannya itu, untuk didonasikan dari budget 200 juta di minggu pertama dia mulai bersedekah.
Pak Amir selalu menepis halus tawaran kerja sama teman-temannya dengan mengatakan "saya tak mau mengambil keuntungan diatas penderitaan orang"
Kini Pak Amir pun galau antara bertahan pada prinsipnya, dan bingung bagaimana kalau minggu depan, bulan depan, akan datang lagi yang ke rumahnya meminta bantuan?
=========================
Tulisan saya diatas ini, meskipun hanya ilustrasi, tapi berdasarkan kisah nyata dari beberapa teman pengusaha nan dermawan yang saya kenal.
Setiap uang yang keluar, entah itu donasi, atau untuk apapun itu, tetap harus bisa kita pikirkan secara berlapis, jangan gegabah intinya.
Bagaikan mobil yang ingin terus berjalan, mobil ini butuh bensin, tolonglah diri dulu agar bisa terus menolong orang lain.
Ketika kita kemudian merasa dengan menjual produk-produk kesehatan lantas berarti mengambil keuntungan diatas penderitaan orang, apakah kita melihat pemilik apotik dan dokter itu adalah pendosa?
Ketika kita berjualan, apakah kita memaksa yang beli untuk beli?
Prinsip saya sendiri adalah,
Biarlah yang mampu membeli, ya beli.
Yang tidak mampu, kita donasikan dari profit hasil dagangan kita itu sendiri.
# StayStrong
Christina Lie
Christina Lie
Pertanyaan yang paling sering ditanyakan via PM:
1. Cici ngatur waktu dengan anak-anak bagaimana?
Jawab:
Ruangan kantor saya buat senyaman mungkin, ada meja belajar buat anak, tivi, game juga taro di kantor (Kantor disini maksudnya ruangan yang isinya meja saya dan meja Roy saja) , jadi ya meskipun saya dan Roy lagi kerja, anak-anak bisa kapan saja nyamperin nanya ini itu, atau ngobrol sama saya.
Di kamar anak malah nggak ada tivi wkwkwk, biar mereka gak ngendon di kamar aja.
Yang masak, ada mba-nya, yang mandiin, ada mba-nya, tapi kalau makan tiap hari pasti ada sekali bareng saya.
Malem, nonton bareng, atau main bareng.
===================================
2. Ci, ko Roy itu kerjanya apa?
Roy dan gue ini menjalankan bisnis ini bersama, Roy pegang operasional, finance, dan system. Saya pegang Marketing, Produk, Mentoring dan Supplier.
===================================
3. Cici sama ko Roy lebih dominan siapa?
kalau nanya gue, gw jawab dia, tapi kalau nanya Roy, dia pasti jawab gue wkwkwkwk.. Kita sama-sama kuat karakternya, waktu 2 tahun pertama menikah juga ya ribut melulu, tapi justru ketika sudah melalui jatuh bangun bersama, karena di tahun 2013, sempat collaps juga, akhirnya hubungan kita jadi makin kuat, dan jadi jauuuuh lebih sabar antar satu sama lain.
===================================
4. Ci, dari mulai bisnis sampai sekarang, mentornya siapa?
Jawab:
Dari mulai bisnis 2006 s.d mid tahun 2018, saya nggak ada mentor, semua otodidak, trial error. belajar sendiri dari google, youtube.
===================================
5. Ci perjalanan bisnisnya ceritain dong, atau awalnya kerja dulu?
Dari usia 15 tahun,
waktu dapat beasiswa pertukaran pelajar di Florida, pas lagi resesi dunia krismon, saya sudah kerja apa saja yang menghasilkan duit, mulai dari potong rumput tetangga, bersihin kolam renang, kerokin lumut, sampai jualan gambar karikatur wajah ke temen-temen sekolah.
==
Usia 17-22 tahun
jadi guru bahasa inggris les privat, dan guru inggris di salah satu sekolah international, mengajar anak usia 5 - 14 tahun.
==
Usia 22 tahun kerja di Bank,
ikut program pendidikan eksekutive yang begitu lulus jadi sub manager, jabatan investor relationship manager waktu itu.
==
Usia 23, menikah
==
Usia 24 tahun,
sempat jadi agen asuransi Allianz, tapi cuma 2 bulan, capek wkwkwkw..akhirnya balik ngajar Bahasa Inggris, ambil sertifikat guru international, sehingga bisa mengajar TOEFL, IELTS, dan Business ke kelas dewasa.
==
Usia 25 tahun.
tetap mengajar di lembaga yang bekerja sama dengan Microsoft, mulai sering jadi instruktur yang mengajarkan tips dan trick menggunakan microsoft office ke perusahaan-perusahaan.
Mulai mencoba bisnis, buka toko di ITC kuningan, jualan merch band, kaos band gitu lengkap dengan merchandisenya, original USA, ngambil dari Singapore, hand carry bawa ke Jakarta.
==
Usia 26 tahun.
pindah ke IBM jadi client representative, jualan server wkwkwkw.
Bisnis berkembang, nambah kios lagi di ITC kuningan
==
Usia 27 tahun
cape ngejar target jutaan dolar di IBM, saya pindah ke Prudential bagian Corporate Affairs yang berhubungan dengan marketing communication, dengan jabatan Customer Experience Program Manager.
Mulai beralih ke jualan aksesoris dan fashion cewe, jadi selain di ITC Kuningan yang masih buka, lanjut buka toko di Pondok Indah Mall, FX Sudirman, Lippo Mall, dan Cinere Mall
==
Usia 28, membuat website pertama online dengan nama grosirfashiononline (sayangnya itu website sekarang rusak, karena database corrupt missing semua 3 bulan lalu hiks)
Kondisi masih kerja di Prudential, tapi website GFO ini pun waktu itu gak difokusin banget, karena gaji masih mencukupi banget.
di akhir tahun, cerai.
==
Usia 29, sebagai single parent dan ingin memiliki waktu lebih banyak dengan anak, akhirnya resign, mulai dekat dengan Roy yang paham dunia digital banget nget, dan mendorong saya untuk mulai belajar FB ads, dan dulu belajarnya dari jonloomer dot com, sama youtube aja sih, random channel.
Gak lama, saya menikah dengan Roy, dan kami berdua bersama-sama membesarkan GFO.
Dan terus saja deh trial error sendiri, belajar sendiri, analisa sendiri, sampai akhirnya lahirlah 101Red di tahun 2016.
===================================
Udah ah itu aja, ntar kepanjangan isi postingan ini,
29 April pukul 15.21 · Publik
Posting Komentar untuk "Cara ngatur waktu dengan anak by Christina Lie"
Posting Komentar