Semalam, Kebakaran Melanda Lagi Lereng Gunung Slamet Jalur Sirampong
Semalam, Kebakaran Melanda Lagi Lereng Gunung Slamet Jalur Sirampong
--
Puluhan petugas gabungan diterjunkan untuk menjinakkan api yang mengamuk di kawasan hutan Gunung Slamet. Mereka harus berjibaku memadamkan kobaran api dengan peralatan seadanya.
Anggota Basarnas Jateng Setio Topan Dirgantara mengatakan kobaran api berada di Kaliwadas, Sirampong perbatasan Purbalingga-Brebes. Sejumlah relawan gabungan di bawah koordinasi SAR Purbalingga dan BPBD hingga kini masih berada di lokasi.
“Hingga saat ini masih berlangsung upaya pemadamannya. Jumlah personel di lokasi sekira 50 orang,” kata Topan, Rabu (18/9/2019) dini hari.
Dia menjelaskan, petugas harus ekstra hati-hati karena medan cukup terjal dan angin bertiup kencang. Kondisi itu mengakibatkan api semakin membesar, sehingga petugas yang melakukan pemadaman harus mewaspadai arah angin.
“Kendala utama adalah sumber air yang jauh. Jadi harus pemadaman manual dengan cara dipukul penggunakan ranting daun yang msih hijau,” beber dia.
“Sembari motong jalur api,” imbuhnya.
Dia berharap api bisa dipadamkan agar tak kian merambat ke lokasi lain. Petugas harus bergerak cepat memukul api agar segera padam.
“Semoga angin enggak bgitu besar jadi api tidak cepat melebar. Karena relawan gabungan juga harus motong jalur apinya biar tak membesar,” pungkas dia.
--
TEGAL juga kebakaran
Kebakaran hebat juga terjadi di hutan lereng Gunung Slamet, Kabupaten Tegal, Selasa (17/9). Kebakaran yang terjadi sejak pukul 15.00 WIB hingga malam belum juga padam.
Informasi yang dihimpun panturapost.com menyebutkan, lokasi kebakaran tepatnya di Bukit Igir Genting Petak 16 masuk wilayah Kabupaten Tegal. Jaraknya kurang lebih 3-4 km dari Dukuh Sawangan, Desa Sigedong, Kecamatan Bumijawa.
Lukman salah satu relawan dari Bosapala (Bocah Sawangan Pecinta Alam) mengatakan, kebakaran belum bisa dipastikan dari mana sumbernya. Yang jelas, kebakaran terus meluas karena cuaca kemarau dan anggin kecang.
“Sampai dengan pukul 21.00 WIB api masih menyala dan dimungkinkan sudah sampai ke hutan yang masuk wilayah Brebes, Purbalingga, dan Banyumas,” kata dia yang juga Anggota Karang Taruna Desa Sigedong.
Sampai saat ini untuk area hutan yang terbakar diprediksi mencapai 10 hektar.
“Anggota Bosapala ada 15 orang yang diterjunkan ke lokasi. Kami ikut memadamkan dari pukul 19.00 WIB. Tapi sampai pukul 21.00 WIB api maaih berkobar,” kata dia.
Selain Bosapala, tim gabungan relawan yang diterjunkan di lokasi untuk penangan kebakaran ini yakni, Polsek Bumijawa, Polsek Bojong, Polres Tegal, Perhutani, Gupala, Kompak, PMI, BPBD, dan RAPI.
Upaya pemadaman yang dilakuman di antaranya membuat sekat bakar dengan sistem parit di area sekitar hutan yang terbakar. Langkah ini untuk menghambat area terbakar agar tidak meluas.
“Kami pakai alat seadanya seperti arit dan cangkul,” ungkapnya.(*)
--
Enam Rumah Sakit, baru RSUD Goeteng yang memiliki bank darah
--
Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Jawa Tengah, Imam Triyanto, mendesak agar semua rumah sakit di wilayahnya memiliki bank darah. Hal ini sesuai amanat Permenkes 83/2014 tentang Unit Transfusi Darah, Bank Darah Rumah Sakit, dan Jejaring Pelayanan Transfusi Darah.
"Jangan sampai ada kisah keluarga pasien lari-lari cari darah ke PMI. Jangan sampai nyawa tak tertolong karena belum ada bank darah di rumah sakit tempat pasien itu dirawat," tegas Imam saat menghadiri peringatan HUT ke 74 PMI di pendopo Setda Purbalingga, Selasa (17/9).
Berdasarkan informasi yang dia peroleh, saat ini ada enam rumah sakit beroperasi di Kabupaten Purbalingga. Namun dari enam RS tersebut, baru RSUD Goeteng Taroenadibrata yang memiliki bank darah. "Karena itu, RS lain harus segera memiliki unit bank darah karena sudah menjadi instruksi pemerintah," katanya.
Dia menyebutkan, tingkat pemenuhan kebutuhan darah oleh PMI di Jawa Tengah, termasuk Purbalingga, saat ini mencapai 99,9 persen. Hal ini menandakan kesadaran masyarakat untuk mendonorkan darahnya sudah cukup baik, karena tingkat pemenuhan kebutuhannya yang sudah sangat tinggi.
--
Aliasi Mahasiswa Galang Dana Terkait Kebakaran Hutan di Sumatra dan Kalimantan
--
Gatra.com - Ratusan mahasiswa Purwokerto, Jawa Tengah menggelar aksi solidaritas untuk korban kabut asap di kawasan Tugu Pembangunan Purwokerto, Selasa (17/9). Mereka juga menuntut pemerintah segera mengatasi kebakaran hutan dan lahan di Pulau Kalimantan dan Riau.
Salah satu peserta aksi, Rizqy Pratama mengatakan, aksi penggalangan dana ini merupakan bentuk solidaritas terhadap para korban kabut asap. Pasalnya, kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Kaltim dan Riau semakin parah, sehingga perlu ditangani secara serius.
"Penggalangan dana ini bentuk solidaritas kepada para korban bencana kabut asap yang sudah meluas sampai negara tetangga. Saya sebagai mahasiswa asal Kalimantan turut merasakan derita saudara dan teman-teman kami, sampai jatuh korban. Manusia dan hewan-hewan juga terancam kehidupannya. Kondisi ini harus segera ditangani semua pihak dan pemerintah harus bertindak cepat," katanya.
Menurut mahasiswa IT Telkom Purwokerto asal Banjarbaru, Kalimantan Selatan ini, lahan gambut di daerah Kalimantan dan Sumatera menjadi sasaran empuk oknum korporasi untuk membakar hutan. Mereka sengaja membakar hutan untuk dijadikan perkebunan sawit serta tanaman industri.
Dia menuntut pemerintah daerah maupun pusat memulihkan kondisi hutan serta menangani para korban yang telah berjatuhan. Selain berorasi, gabungan massa mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), BEM Institut Teknologi (IT) Telkom Purwokerto dan paguyuban mahasiswa Riau serta Kalimantan ini juga membagikan selebaran serta menggalang dana untuk korban kabut asap. Mereka juga menggelar poster berisikan protes, Riau Sesak, Dimana Jokowi?, Kapitalis Makin Bengis!!!
Koordinator Lapangan Aksi, Fahrul Firdausi mengatakan, mahasiswa Purwokerto menuntut pemerintah pusat dan daerah untuk mengoptimalkan pemandaman hutan yang terbakar dan mengevakuasi korban. Selain itu, pemerintah diminta menghentikan dan menghukum pelaku dari oknum korporasi yang melakukan pembakaran hutan secara sengaja.
"Dalang pembakaran harus diungkap dan jangan sampai kebakaran hutan ini terjadi lagi," tandasnya.
https://www.gatra. com/detail/news/445187/milenial/riau-sesak-dimana-jokowi-kapitalis-makin-bengis
--
Belum Setahun Diserahterimakan, Gedung Suteja Sudah Mulai Rusak
--
Gedung Kesenian Suteja Purwokerto yang belum ada satu tahun diserahterimakan dari DPU ke Dinporabudpar Banyumas sudah mulai terlihat rusak di beberapa sisi. Berdasarkan pantauan SatelitPost, kerusakan ada di luar dan dalam bangunan.
Simbol besar yang menyerupai gunungan wayang di luar gedung sudah nampak ambrol dan terlepas. Sedangkan pada bagian dalam ada kerusakan di ternit dan beberapa bagian tembok mulai retak.
Dikonfirmasi di ruangannya, Kabid Kebudayaan Dinporabudpar Kabupaten Banyumas, Deskart Sotyo Jatmiko mengungkapkan pihaknya hanya menerima gedung tersebut supaya menggunakan. Selama ini penggunaan gedung pun tidak pernah ada pungutan biaya dari penyelenggara.
“Masalah kualitas bahan bangunan kita tidak mengetahui karena tidak mengikuti proses pembangunan. Kita hanya menerima barang. Jadi untuk anggaran perawatan gedungnya kita belum dapat,” katanya.
Pihaknya baru bisa mengajukan anggaran untuk fasilitas yang belum terpenuhi seperti penambahan pendingin ruangan, pengeras suara, dan pencahayaan dalam ruangan. Selain adanya kerusakan di luar gedung, pada bagian dalam kerusakan juga nampak pada jebolnya eternit akibat atap yang bocor.
“Untuk eternit yang jebol, ketika kita menerima sudah seperti itu kondisinya. Sudah diperbaiki namun muncul lagi di sisi lain. Proses serah terima sekitar Januari lalu. Nah selama itu kita baru bisa menganggarkan perawatan kecil seperti memotong rumput yang sudah mulai tinggi lalu, kebersihan gedung dan juga pembayaran pekerja yang merawat situ sekitar enam orang,” katanya.
Menurut Djatmiko, penganggaran perawatan gedung seperti itu belum menjadi skala prioritas di tingkat kabupaten. Masih banyak yang perlu dianggarkan dari dinas-dinas lainnya.
“Jika dibandingkan dengan perawatan jalan ataupun fasilitas-fasilitas yang langsung bersentuhan dengan masyarakat umum tentu kita kalah. Tidak mungkin kita mendapat dana besar hanya untuk perawatan. Ini yang seharusnya jadi PR kita. Seharusnya bidang kebudayaan sudah menjadi dinas tersendiri, tidak lagi menjadi bidang seperti ini. Agar serapan anggarannya bisa maksimal juga,” katanya. (ank)
---
Kebakaran Di Gunung Slamet Melebar Ke Banyumas
--
Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Gunung Slamet masih berlangsung hingga Rabu (18/9/2018) pagi ini.
Artinya, kebakaran yang mulai terjadi di sekitar wilayah Dukuh Sawangan, Desa Sigedong, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal sudah berlangsung hampir 15 jam lebih.
Dari informasi yang dihimpun, kebakaran di gunung setinggi 3428 MDPL itu terjadi sejak Selasa (17/9/2019) pukul 15.00 WIB lalu.
Saat dikonfirmasi, Satgas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tegal, Kartono menyebut bahwa kebakaran itu bahkan melebar ke lereng wilayah Kabupaten Banyumas hingga saat ini.
"Iya mas kebakaran melebar. Ratusan petugas dari berbagai elemen masih berupaya memandamkan api," kata Kartono kepada Tribunjateng.com, Rabu (18/9/2019) pagi ini.
Menurut dia, awal munculnya kebakaran itu terjadi di sekitar Pos 3 sampai Pos 4 pendakian Gunung Slamet via Dukuh Sawangan, Kabupaten Tegal, pada Selasa (17/9/2019) kemarin.
Namun di waktu bersamaan, kebakaran juga terjadi di jalur pendakian Gunung Slamet via Kaliwadas, Kabupaten Brebes.
"Sekarang melebar ke Banyumas. Hampir ratusan petugas dari berbagai elemen ikut berupaya bahu membahu memadamkan kobaran api," ujar Kartono yang juga ikut berjibaku memadamkan kebakaran api Selasa (17/9/2019) malam kemarin.
Dari informasi yang dihimpun, kebakaran di Gunung Slamet sudah melebar lebih dari 10 hektar.
Hingga berita ini dimuat, tim belum bisa menganalisa penyebab terjadinya kebakaran di Gunung tertinggi Jawa Tengah karena fokus pada upaya pemadaman. (Tribunjateng/gum).
--
Dicekoki Miras, Bocah 14 Tahun di Adipala Digilir Empat Temannya, Warga: Sunati Maning Bae !
--
Kasus asusila terjadi di Adipala Cilacap. Korban adalah Bunga (14), bukan nama sebenarnya, warga Kecamatan Adipala. Korban dicekoki minuman keras terlebih dahulu, sebelum digilir empat temannya. Tindak asusila ini dilakukan di rumah EZ (17), salah satu tersangka, di Desa Karanganyar, Kecamatan Adipala, Sabtu (14/9) lalu.
Selelah disetubuhi EZ, Bunga kemudian disetubuhi secara bergilir oleh ES (22), FP (18) dan ER (22). Ketiganya juga warga Desa Karanganyar, Kecamatan Adipala.
Setelah kejadian, korban melaporkan ke orang tuanya. Orang tuanya kemudian melaporkan kejadian ke Polsek Adipala. “Setelah memastikan keberadaan pelaku, Reskrim Polsek Adipala melakukan upaya paksa penangkapan kepada ke empat pelaku,” jelas Kapolres Cilacap AKBP Djoko Julianto melalui, Kasat reskrim AKP Ongkoseno G. Sukahar, di Mapolres Cilacap, Senin (16/9).
Dari peristiwa tersebut, Polisi mengamankan barang bukti berupa rok warna biru, satu baju warna biru muda dan abu-abu, satu celana pendek warna merah, satu celana dalam warna merah muda, dan satu bra warna merah.
Keempat tersangka dijerat pasal 81, 82, UU RI tahun 2016 tentang peraturan pemerintah pengganti UU RI nomor 1 tahun 2016 tentang perlindungan anak dengan ancaman hukuman pidana paling singkat 5 tahun, dan paling lama 15 tahun, dengan denda paling banyak Rp 5 miliar. (nas/acd)
https://radarbanyumas .co.id/dicekoki-miras-remaja-di-adipala-digilir-empat-temannya/
--
Ugal-ugalan Sampai Makan Korban, Bus Ini Jadi Incaran Warga Banyumas
--
Dua unit bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) saling kejar dan melaju ugal-ugalan hingga menyebabkan adanya korban. Insiden ini terjadi di Banjarnegara, Jawa Tengah dan kini dua bus dari PO yang sama itu jadi incaran masyarakat Banyumas.
Melalui jejaring Instagram, akun @banjarnegara24jam mengunggah video yang memperlihatkan aksi kejar-kejaran dua bus berwarna hijau.
Keduanya melaju serampangan, ngeblong, hingga dikabarkan menimbulkan korban.
Kronologi kejadian pun dijelaskan melalui caption "Bus Teguh ugal-ugalan tidak bertanggung jawab! TKP Lampu merah PLTA Mrica, dekat pos polisi pertigaan Terminal Binorong,"
"Bus Teguh kejar-kejaran dari Kalipelus, berjalan zig-zag terus nyalip tanpa peduli pengguna jalan lain. Persis di lampu lalu lintas, posisi lampu sedang merah, diterobos dan di situ memakan korban. Pemotor yang (datang) dari arah Tapen, terkejut akhirnya si pemotor menabrak gerobak bakso,"
Usai insiden tersebut, bus tetap saja melaju ugal-ugalan "Bus tanpa peduli langsung lari, meninggalkan tanggung jawabnya. Bagi yang berwenang di jalan mohon tindakannya. Karena kejadian seperti itu sangat merugikan dan membahayakan pengguna jalan yang lain."
Pada rekaman tersebut juga diketahui nomor polisi dua bus tersebut. Bus pertama bernomor polisi R-1534-** dan bus yang ada di depannya bernomor polisi R-1413-**.
---
Pusaka Peninggalan Joko Kaiman, Bupati Banyumas pertama, Ikut Dijamas
--
Sejak pagi, kesibukan terlihat di Padepokan Pamong Budi Luhur (PBL) Kelurahan Karangklesem, Kecamatan Purwokerto Selatan, Minggu (15/9) kemarin. Belasan orang berpakaian tradisional khas Banyumasan. Ya, agenda tahunan jamasan pusaka yang jumlahnya lebih dari 200 dipersiapkan sejak malam sebelumnya.
Aroma dupa yang dibakar memenuhi udara. Kesan sakral semakin kuat. Sekaligus menandakan upacara jamasan pusaka segera dimulai. Para sesepuh padepokan beriringan membawa benda-benda pusaka. Mereka bersama-sama menuju tempat penjamasan di halaman padepokan.
Salah satu budayawan yang juga anggota dari Pedopokan PBL, Taryoto alias Soto Sopsan mengatakan, pusaka-pusaka yang dijamas merupakan pusaka peninggalan dari Bupati Banyumas pertama Joko Kaiman, Eyang Kalibening, Amangkurat Mas 1, dan Kyai Jombor. “Pusaka-pusaka tersebut seperti keris, tombak, dan pusaka-pusaka lainnya,” ujarnya.
Menurut dia, penjamasan setiap tahun ini dilakukan usai 10 sura penanggalan Jawa. “Ini sudah dari dulu setelah tanggal 10 Sura,” terangnya.
Satu per satu, pusakapun mulai dijamas. Pada tahun ini, muncul pusaka baru berupa Nala Gareng. “Tahun ini ada sebanyak 270 pusaka sama dengan tahun lalu. Namun berupa timbangan emas hilang dan digantikan dengan pusaka Nala Gareng yang tiba-tiba muncul,” terangnya.
Meski begitu, pertanda atau prediksi ini hanyalah simbol dari leluhur yang ditradisikan turun temurun di wilayah Banyumas. “Semua ini hanya prediksi, berpegang teguhlah kepada iman. Karena semua yang terjadi adalah atas kehendak Yang Maha Kuasa,” jelasnya.
Menurut Soto, kegiatan ini murni untuk pembersihan dan perawatan benda pusaka yang sudah kotor. “Sebenarnya ini membersihkan, bukan mistis dan sebagainya. Kita tetap meminta sesuatu kepada Tuhan. Selain itu, ini juga sebagai media edukasi dan nguri-nguri budaya Banyumasan,” pungkasnya. (ali/acd)
--
Diserang Lima Pemuda, Juru Parkir Giant Cilacap Terkena Sabetan Parang
--
serayunews. com – Suasana komplek pertokoan depan Giant Supermarket Cilacap yang siang itu tidak begitu ramai mendadak geger. Juru parkir yang berada di pelataran pusat perbelanjaan Jalan Mayjen Sutoyo ini diserang sekitar sejumlah pemuda.
Korban yang diketahui bernama Dani (25) langsung dilarikan ke Rumah Sakit Santamaria Cilacap, karena menderita luka yang cukup parah.
Dari informasi yang dihimpun, peristiwa itu bermula saat warga Jalan Bakung Kelurahan Sidakaya Kecamatan Cilacap Selatan ini sedang menjaga parkir kendaraan di pelataran toko. Selasa (17/9/2019) siang sekkitar pukul 13.40, sejumlah pemuda yang diperkirakan berjumlah lima orang mendekati korban.
Setelah terlihat mengobrol dengan para pelaku, mereka tiba tiba menyerang korban. Korban terkena sabetan senjata tajam sejenis parang dari salah satu pelaku. Akibatnya, korban menderita luka di bagian kaki, tangan hingga kepala. Para pelaku langsung kabur setelah melihat korban terluka. Dengan sejumlah luka penuh darah, korban yang masih sadar dilarikan ke Rumah Sakit Santamaria Cilacap.
Polisi Buru Pelaku Pengeroyokan dan Pembacokan
Polisi yang mendapat informasi kejadian, tiba di lokasi beberapa saat kemudian. Tim Inafis (Indonesia Automatic Finger Print Identification System) Polres Cilacap juga terlihat di lokasi untuk melakukan olah TKP. Kabar yang begitu cepat beredar membuat sejumlah warga mendatangi lokasi kejadian. Sejumlah warga lain yang berkumpul berusaha mencari pelaku. Namun hal tersebut bisa dicegah. Hingga melam menjelang, sejumlah polisi disiagakan di lokasi untuk meredam situasi agar tetap kondusif.
Menanggapi kejadian itu, Kapolres Cilacap AKBP Djoko Julianto melalui Kasatreskrim AKP Onkoseno Grandiarso mengatakan, pihaknya saat ini masih melakukan penyelidikan terkait kasus pengeroyokoan tersebut. Sejumlah saksi beserta rekaman CCTV juga sudah diperiksa. Ia menghimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan menyerahkan sepenuhnya kasus tersebut kepada pihak kepolisian.
“Kami masih melakukan penyelidikan dan masih memburu pelaku. Masyarakat tetap tenang dan tidak terpancing informasi ataupun isu yang belum jelas kebenarannya,” jelasnya kepada serayunews.com, Selasa (17/9/2019) petang.
Sementara itu, Ketua Kelompok Sadar Keamanan Ketertiban Masyarakat (Pokdar Kamtibmas) Kelurahan Sidakaya Kecamatan Cilacap Selatan, Martono mengungkapkan, pasca kejadian tersebut, kondisi di wilayahnya terpantau kondusif. Sejumlah anggota Pokdarkamtibmas juga sudah menghimbau warga untuk tidak terpancing isu yang belum tentu bisa dipertanggungjawabkan.
“Ya ada warga yang berkumpul di lingkungan, tetapi tidak ada upaya untuk memburu atau mencari pelaku. Korban sendiri masih mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit,” ungkapya saat dihubungi wartawan, Selasa (17/9/2019) malam.
--
TKI Cilacap Tertipu Rp 358 Juta
--
SATELITPOST-Seorang tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Cilacap yang bekerja di Taiwan yakni Putri Hanifah kena tipu sampai Rp 358 juta. Sang pelaku penipuan adalah SB (35) alias Yuyun yang merupakan warga Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Kini, Yuyun pun telah ditahan Polres Cilacap.
Aksi penipuan dilakukan Yuyun pada Putri dan keluarganya sejak tahun 2018. Kepala Kepolisian Resor Cilacap Ajun Komisaris Besar Polisi Djoko Julianto melalui Kasat Reskrim Polres Cilacap AKP Onkoseno Grandiarso Sukahar menjelaskan kasus tersebut.
Saat awal kejadian Putri masih bekerja di Taiwan. “Modus penipuannya sejak Juli 2018, tersangka ini dengan menjanjikan banyak hal, mulai mengurus visa ke Korea, mendapatkan mobil Fortuner, dan juga dumptruk, tetapi ternyata sampai saat ini tidak terealisasi, sehingga korban melaporkan kepada Polres Cilacap,” ujar AKP Onkoseno, Senin (16/9).
Untuk mengurus visa ke Korea, Yuyun meminta Putri uang sebesar Rp 33.700.000 pada Juli 2018. Pada Agustus 2018, Yuyun kembali meminta uang Rp 91 juta untuk urusan mobil. Pada September, Yuyun kembali menawarkan mobil dumptruck kepada orangtua korban dengan harga Rp 17,5 juta. Uang-uang tersebut ditransferkan oleh Putri dan orangtuanya ke rekening Yuyun.
Selanjutnya, Yuyun berpura-pura mengenalkan laki-laki bernama Zul, yang ternyata diketahui hanya rekayasa. Selama berhubungan jarak jauh, Zul meminjam uang kepada Putri mencapai Rp 191,9 juta.
Namun, aksi tipu-tipu dari Yuyun itu terbongkar ketika Putri pulang ke Indonesia pada Februari 2019. Semua yang dijanjikan Yuyun tidak ada yang terealisasi. Sehingga Yuyun dilaporkan kepada Polres Cilacap. Tersangka Yuyun diamankan oleh Polres Cilacap saat berada di Kelurahan Karangtalun, Kecamatan Cilacap Utara, Kabupaten Cilacap pada Agustus kemarin.
“Korbannya yang melapor baru satu, tetapi kami akan terus mengembangkan lagi. Dari aksi pelaku kami juga menyita beberapa barang dari ponsel, kartu ATM, kartu kredit, buku tabungan, rekening koran, dan kami masih kembangkan lagi aset lainnya yang dimiliki tersangka dari hasil uang penipuan ini,” katanya.
Polres menghimbau kepada masyarakat untuk benar hati-hati dalam menjalankan hubungan bisnis dengan rekan kerja, terutama melibatkan urusan keuangan. Sebaiknya dilakukan dengan penjanjian hitam di atas putih, agar jelas dan dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini juga untuk menghindari menjadi korban penipuan.
Tersangka Yuyun mengaku jika dia memang bekerja untuk pengurusan paspor dan juga visa kepada calon TKI. Saat itu, dimintai tolong korban untuk mengurus ke Korea oleh korban. “Saya kenal tiga bulan saat di PT, dia hubungin saya lewat inbok untuk mengurus visa ke Korea,” ujarnya.
Pengurusan visa dan parpos ini sudah dilakukannya sejak tahun 2009. Namun, kepada korban, dia tidak mengurusnya. Saat ditanya uang yang dikirimkan digunakan untuk apa, tersangka Yuyun hanya diam saja.
Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, tersangka Yuyun dikenakan pasal 378 KUHP dan atau pasal 372 KUHP tentang tindak pidana penipuan dan atau penggelapan. Dengan ancaman hukuman penjara paling lama 4 tahun. (ale@satelitpost.com)
---
Munjiah Asal Cilacap, 14 Tahun Hilang Kontak di Malaysia
--
PORTALINDONESIA.NET, CILACAP - Munjiah (51) , Pekerja Migran Indonesia (PMI) warga Desa Layansari RT 01 RW 07, Kecamatan Gandrungmangu, Cilacap, Jawa Tengah dikabarkan hilang kontak dengan keluarganya sejak tahun 2005 atau sudah 14 tahun.
Jamingah, anak kedua Munjiah kepada Portal Indonesia mengatakan, ibunya berangkat ke Malaysia melalui PJTKI di Cilacap pada tahun 2004 lalu. Selama kurun waktu sati tahun di negeri Jiran, kata Jamingah, Munjiah masih berkomunikasi dengan keluarga. Namun sejak tahun 2005 ibunya sama sekali tidak ada kabar beritanya.
"Dulu ibu saya pernah kirim surat dari Malaysia, tapi tidak ada alamatnya. Belum lama ini ayah saya pernah telepon ke rumah majika ibu, tetapi katanya Bu Munjiah sudah kabur lama", ungkap Jamingah.
Perusahaan yang memberangkatkan Munjiah, saat ditanyakan perihal tersebut oleh keluarga, justru tidak merespon. Dalam whatshaapnya, Jamingah sempat memberikan informasi bahwa ibunya dibawa orang dari Jawa Timur dan kini sudah nikah siri.
Dimanapun keberadaan ibunya sekarang ini, keluarga sangat berharap Munjiah pulang ke Cilacap. Kakek-nenek (orang tua Munjiah) saat ini dalam kondisi sakit-sakitan dan selalu merindukan anaknya agar pulang. Begitu halnya dengan anak kecil Munjiah yang selalu menanyakan ibunya, karena ditinggal ke Malaysia saat berusia 4 tahun.
"Melalui pemberitaan ini kami meminta tolong kepada siapapun yang pernah mengenal dan/atau mengetahui keberadaan Munjiah, agar menghubungi nomor telepon/WA +6285799439546", kata Jamingah.
--
--
Puluhan petugas gabungan diterjunkan untuk menjinakkan api yang mengamuk di kawasan hutan Gunung Slamet. Mereka harus berjibaku memadamkan kobaran api dengan peralatan seadanya.
Anggota Basarnas Jateng Setio Topan Dirgantara mengatakan kobaran api berada di Kaliwadas, Sirampong perbatasan Purbalingga-Brebes. Sejumlah relawan gabungan di bawah koordinasi SAR Purbalingga dan BPBD hingga kini masih berada di lokasi.
“Hingga saat ini masih berlangsung upaya pemadamannya. Jumlah personel di lokasi sekira 50 orang,” kata Topan, Rabu (18/9/2019) dini hari.
Dia menjelaskan, petugas harus ekstra hati-hati karena medan cukup terjal dan angin bertiup kencang. Kondisi itu mengakibatkan api semakin membesar, sehingga petugas yang melakukan pemadaman harus mewaspadai arah angin.
“Kendala utama adalah sumber air yang jauh. Jadi harus pemadaman manual dengan cara dipukul penggunakan ranting daun yang msih hijau,” beber dia.
“Sembari motong jalur api,” imbuhnya.
Dia berharap api bisa dipadamkan agar tak kian merambat ke lokasi lain. Petugas harus bergerak cepat memukul api agar segera padam.
“Semoga angin enggak bgitu besar jadi api tidak cepat melebar. Karena relawan gabungan juga harus motong jalur apinya biar tak membesar,” pungkas dia.
--
TEGAL juga kebakaran
Kebakaran hebat juga terjadi di hutan lereng Gunung Slamet, Kabupaten Tegal, Selasa (17/9). Kebakaran yang terjadi sejak pukul 15.00 WIB hingga malam belum juga padam.
Informasi yang dihimpun panturapost.com menyebutkan, lokasi kebakaran tepatnya di Bukit Igir Genting Petak 16 masuk wilayah Kabupaten Tegal. Jaraknya kurang lebih 3-4 km dari Dukuh Sawangan, Desa Sigedong, Kecamatan Bumijawa.
Lukman salah satu relawan dari Bosapala (Bocah Sawangan Pecinta Alam) mengatakan, kebakaran belum bisa dipastikan dari mana sumbernya. Yang jelas, kebakaran terus meluas karena cuaca kemarau dan anggin kecang.
“Sampai dengan pukul 21.00 WIB api masih menyala dan dimungkinkan sudah sampai ke hutan yang masuk wilayah Brebes, Purbalingga, dan Banyumas,” kata dia yang juga Anggota Karang Taruna Desa Sigedong.
Sampai saat ini untuk area hutan yang terbakar diprediksi mencapai 10 hektar.
“Anggota Bosapala ada 15 orang yang diterjunkan ke lokasi. Kami ikut memadamkan dari pukul 19.00 WIB. Tapi sampai pukul 21.00 WIB api maaih berkobar,” kata dia.
Selain Bosapala, tim gabungan relawan yang diterjunkan di lokasi untuk penangan kebakaran ini yakni, Polsek Bumijawa, Polsek Bojong, Polres Tegal, Perhutani, Gupala, Kompak, PMI, BPBD, dan RAPI.
Upaya pemadaman yang dilakuman di antaranya membuat sekat bakar dengan sistem parit di area sekitar hutan yang terbakar. Langkah ini untuk menghambat area terbakar agar tidak meluas.
“Kami pakai alat seadanya seperti arit dan cangkul,” ungkapnya.(*)
--
Enam Rumah Sakit, baru RSUD Goeteng yang memiliki bank darah
--
Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Jawa Tengah, Imam Triyanto, mendesak agar semua rumah sakit di wilayahnya memiliki bank darah. Hal ini sesuai amanat Permenkes 83/2014 tentang Unit Transfusi Darah, Bank Darah Rumah Sakit, dan Jejaring Pelayanan Transfusi Darah.
"Jangan sampai ada kisah keluarga pasien lari-lari cari darah ke PMI. Jangan sampai nyawa tak tertolong karena belum ada bank darah di rumah sakit tempat pasien itu dirawat," tegas Imam saat menghadiri peringatan HUT ke 74 PMI di pendopo Setda Purbalingga, Selasa (17/9).
Berdasarkan informasi yang dia peroleh, saat ini ada enam rumah sakit beroperasi di Kabupaten Purbalingga. Namun dari enam RS tersebut, baru RSUD Goeteng Taroenadibrata yang memiliki bank darah. "Karena itu, RS lain harus segera memiliki unit bank darah karena sudah menjadi instruksi pemerintah," katanya.
Dia menyebutkan, tingkat pemenuhan kebutuhan darah oleh PMI di Jawa Tengah, termasuk Purbalingga, saat ini mencapai 99,9 persen. Hal ini menandakan kesadaran masyarakat untuk mendonorkan darahnya sudah cukup baik, karena tingkat pemenuhan kebutuhannya yang sudah sangat tinggi.
--
Aliasi Mahasiswa Galang Dana Terkait Kebakaran Hutan di Sumatra dan Kalimantan
--
Gatra.com - Ratusan mahasiswa Purwokerto, Jawa Tengah menggelar aksi solidaritas untuk korban kabut asap di kawasan Tugu Pembangunan Purwokerto, Selasa (17/9). Mereka juga menuntut pemerintah segera mengatasi kebakaran hutan dan lahan di Pulau Kalimantan dan Riau.
Salah satu peserta aksi, Rizqy Pratama mengatakan, aksi penggalangan dana ini merupakan bentuk solidaritas terhadap para korban kabut asap. Pasalnya, kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Kaltim dan Riau semakin parah, sehingga perlu ditangani secara serius.
"Penggalangan dana ini bentuk solidaritas kepada para korban bencana kabut asap yang sudah meluas sampai negara tetangga. Saya sebagai mahasiswa asal Kalimantan turut merasakan derita saudara dan teman-teman kami, sampai jatuh korban. Manusia dan hewan-hewan juga terancam kehidupannya. Kondisi ini harus segera ditangani semua pihak dan pemerintah harus bertindak cepat," katanya.
Menurut mahasiswa IT Telkom Purwokerto asal Banjarbaru, Kalimantan Selatan ini, lahan gambut di daerah Kalimantan dan Sumatera menjadi sasaran empuk oknum korporasi untuk membakar hutan. Mereka sengaja membakar hutan untuk dijadikan perkebunan sawit serta tanaman industri.
Dia menuntut pemerintah daerah maupun pusat memulihkan kondisi hutan serta menangani para korban yang telah berjatuhan. Selain berorasi, gabungan massa mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), BEM Institut Teknologi (IT) Telkom Purwokerto dan paguyuban mahasiswa Riau serta Kalimantan ini juga membagikan selebaran serta menggalang dana untuk korban kabut asap. Mereka juga menggelar poster berisikan protes, Riau Sesak, Dimana Jokowi?, Kapitalis Makin Bengis!!!
Koordinator Lapangan Aksi, Fahrul Firdausi mengatakan, mahasiswa Purwokerto menuntut pemerintah pusat dan daerah untuk mengoptimalkan pemandaman hutan yang terbakar dan mengevakuasi korban. Selain itu, pemerintah diminta menghentikan dan menghukum pelaku dari oknum korporasi yang melakukan pembakaran hutan secara sengaja.
"Dalang pembakaran harus diungkap dan jangan sampai kebakaran hutan ini terjadi lagi," tandasnya.
https://www.gatra. com/detail/news/445187/milenial/riau-sesak-dimana-jokowi-kapitalis-makin-bengis
--
Belum Setahun Diserahterimakan, Gedung Suteja Sudah Mulai Rusak
--
Gedung Kesenian Suteja Purwokerto yang belum ada satu tahun diserahterimakan dari DPU ke Dinporabudpar Banyumas sudah mulai terlihat rusak di beberapa sisi. Berdasarkan pantauan SatelitPost, kerusakan ada di luar dan dalam bangunan.
Simbol besar yang menyerupai gunungan wayang di luar gedung sudah nampak ambrol dan terlepas. Sedangkan pada bagian dalam ada kerusakan di ternit dan beberapa bagian tembok mulai retak.
Dikonfirmasi di ruangannya, Kabid Kebudayaan Dinporabudpar Kabupaten Banyumas, Deskart Sotyo Jatmiko mengungkapkan pihaknya hanya menerima gedung tersebut supaya menggunakan. Selama ini penggunaan gedung pun tidak pernah ada pungutan biaya dari penyelenggara.
“Masalah kualitas bahan bangunan kita tidak mengetahui karena tidak mengikuti proses pembangunan. Kita hanya menerima barang. Jadi untuk anggaran perawatan gedungnya kita belum dapat,” katanya.
Pihaknya baru bisa mengajukan anggaran untuk fasilitas yang belum terpenuhi seperti penambahan pendingin ruangan, pengeras suara, dan pencahayaan dalam ruangan. Selain adanya kerusakan di luar gedung, pada bagian dalam kerusakan juga nampak pada jebolnya eternit akibat atap yang bocor.
“Untuk eternit yang jebol, ketika kita menerima sudah seperti itu kondisinya. Sudah diperbaiki namun muncul lagi di sisi lain. Proses serah terima sekitar Januari lalu. Nah selama itu kita baru bisa menganggarkan perawatan kecil seperti memotong rumput yang sudah mulai tinggi lalu, kebersihan gedung dan juga pembayaran pekerja yang merawat situ sekitar enam orang,” katanya.
Menurut Djatmiko, penganggaran perawatan gedung seperti itu belum menjadi skala prioritas di tingkat kabupaten. Masih banyak yang perlu dianggarkan dari dinas-dinas lainnya.
“Jika dibandingkan dengan perawatan jalan ataupun fasilitas-fasilitas yang langsung bersentuhan dengan masyarakat umum tentu kita kalah. Tidak mungkin kita mendapat dana besar hanya untuk perawatan. Ini yang seharusnya jadi PR kita. Seharusnya bidang kebudayaan sudah menjadi dinas tersendiri, tidak lagi menjadi bidang seperti ini. Agar serapan anggarannya bisa maksimal juga,” katanya. (ank)
---
Kebakaran Di Gunung Slamet Melebar Ke Banyumas
--
Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Gunung Slamet masih berlangsung hingga Rabu (18/9/2018) pagi ini.
Artinya, kebakaran yang mulai terjadi di sekitar wilayah Dukuh Sawangan, Desa Sigedong, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal sudah berlangsung hampir 15 jam lebih.
Dari informasi yang dihimpun, kebakaran di gunung setinggi 3428 MDPL itu terjadi sejak Selasa (17/9/2019) pukul 15.00 WIB lalu.
Saat dikonfirmasi, Satgas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tegal, Kartono menyebut bahwa kebakaran itu bahkan melebar ke lereng wilayah Kabupaten Banyumas hingga saat ini.
"Iya mas kebakaran melebar. Ratusan petugas dari berbagai elemen masih berupaya memandamkan api," kata Kartono kepada Tribunjateng.com, Rabu (18/9/2019) pagi ini.
Menurut dia, awal munculnya kebakaran itu terjadi di sekitar Pos 3 sampai Pos 4 pendakian Gunung Slamet via Dukuh Sawangan, Kabupaten Tegal, pada Selasa (17/9/2019) kemarin.
Namun di waktu bersamaan, kebakaran juga terjadi di jalur pendakian Gunung Slamet via Kaliwadas, Kabupaten Brebes.
"Sekarang melebar ke Banyumas. Hampir ratusan petugas dari berbagai elemen ikut berupaya bahu membahu memadamkan kobaran api," ujar Kartono yang juga ikut berjibaku memadamkan kebakaran api Selasa (17/9/2019) malam kemarin.
Dari informasi yang dihimpun, kebakaran di Gunung Slamet sudah melebar lebih dari 10 hektar.
Hingga berita ini dimuat, tim belum bisa menganalisa penyebab terjadinya kebakaran di Gunung tertinggi Jawa Tengah karena fokus pada upaya pemadaman. (Tribunjateng/gum).
--
Dicekoki Miras, Bocah 14 Tahun di Adipala Digilir Empat Temannya, Warga: Sunati Maning Bae !
--
Kasus asusila terjadi di Adipala Cilacap. Korban adalah Bunga (14), bukan nama sebenarnya, warga Kecamatan Adipala. Korban dicekoki minuman keras terlebih dahulu, sebelum digilir empat temannya. Tindak asusila ini dilakukan di rumah EZ (17), salah satu tersangka, di Desa Karanganyar, Kecamatan Adipala, Sabtu (14/9) lalu.
Selelah disetubuhi EZ, Bunga kemudian disetubuhi secara bergilir oleh ES (22), FP (18) dan ER (22). Ketiganya juga warga Desa Karanganyar, Kecamatan Adipala.
Setelah kejadian, korban melaporkan ke orang tuanya. Orang tuanya kemudian melaporkan kejadian ke Polsek Adipala. “Setelah memastikan keberadaan pelaku, Reskrim Polsek Adipala melakukan upaya paksa penangkapan kepada ke empat pelaku,” jelas Kapolres Cilacap AKBP Djoko Julianto melalui, Kasat reskrim AKP Ongkoseno G. Sukahar, di Mapolres Cilacap, Senin (16/9).
Dari peristiwa tersebut, Polisi mengamankan barang bukti berupa rok warna biru, satu baju warna biru muda dan abu-abu, satu celana pendek warna merah, satu celana dalam warna merah muda, dan satu bra warna merah.
Keempat tersangka dijerat pasal 81, 82, UU RI tahun 2016 tentang peraturan pemerintah pengganti UU RI nomor 1 tahun 2016 tentang perlindungan anak dengan ancaman hukuman pidana paling singkat 5 tahun, dan paling lama 15 tahun, dengan denda paling banyak Rp 5 miliar. (nas/acd)
https://radarbanyumas .co.id/dicekoki-miras-remaja-di-adipala-digilir-empat-temannya/
--
Ugal-ugalan Sampai Makan Korban, Bus Ini Jadi Incaran Warga Banyumas
--
Dua unit bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) saling kejar dan melaju ugal-ugalan hingga menyebabkan adanya korban. Insiden ini terjadi di Banjarnegara, Jawa Tengah dan kini dua bus dari PO yang sama itu jadi incaran masyarakat Banyumas.
Melalui jejaring Instagram, akun @banjarnegara24jam mengunggah video yang memperlihatkan aksi kejar-kejaran dua bus berwarna hijau.
Keduanya melaju serampangan, ngeblong, hingga dikabarkan menimbulkan korban.
Kronologi kejadian pun dijelaskan melalui caption "Bus Teguh ugal-ugalan tidak bertanggung jawab! TKP Lampu merah PLTA Mrica, dekat pos polisi pertigaan Terminal Binorong,"
"Bus Teguh kejar-kejaran dari Kalipelus, berjalan zig-zag terus nyalip tanpa peduli pengguna jalan lain. Persis di lampu lalu lintas, posisi lampu sedang merah, diterobos dan di situ memakan korban. Pemotor yang (datang) dari arah Tapen, terkejut akhirnya si pemotor menabrak gerobak bakso,"
Usai insiden tersebut, bus tetap saja melaju ugal-ugalan "Bus tanpa peduli langsung lari, meninggalkan tanggung jawabnya. Bagi yang berwenang di jalan mohon tindakannya. Karena kejadian seperti itu sangat merugikan dan membahayakan pengguna jalan yang lain."
Pada rekaman tersebut juga diketahui nomor polisi dua bus tersebut. Bus pertama bernomor polisi R-1534-** dan bus yang ada di depannya bernomor polisi R-1413-**.
---
Pusaka Peninggalan Joko Kaiman, Bupati Banyumas pertama, Ikut Dijamas
--
Sejak pagi, kesibukan terlihat di Padepokan Pamong Budi Luhur (PBL) Kelurahan Karangklesem, Kecamatan Purwokerto Selatan, Minggu (15/9) kemarin. Belasan orang berpakaian tradisional khas Banyumasan. Ya, agenda tahunan jamasan pusaka yang jumlahnya lebih dari 200 dipersiapkan sejak malam sebelumnya.
Aroma dupa yang dibakar memenuhi udara. Kesan sakral semakin kuat. Sekaligus menandakan upacara jamasan pusaka segera dimulai. Para sesepuh padepokan beriringan membawa benda-benda pusaka. Mereka bersama-sama menuju tempat penjamasan di halaman padepokan.
Salah satu budayawan yang juga anggota dari Pedopokan PBL, Taryoto alias Soto Sopsan mengatakan, pusaka-pusaka yang dijamas merupakan pusaka peninggalan dari Bupati Banyumas pertama Joko Kaiman, Eyang Kalibening, Amangkurat Mas 1, dan Kyai Jombor. “Pusaka-pusaka tersebut seperti keris, tombak, dan pusaka-pusaka lainnya,” ujarnya.
Menurut dia, penjamasan setiap tahun ini dilakukan usai 10 sura penanggalan Jawa. “Ini sudah dari dulu setelah tanggal 10 Sura,” terangnya.
Satu per satu, pusakapun mulai dijamas. Pada tahun ini, muncul pusaka baru berupa Nala Gareng. “Tahun ini ada sebanyak 270 pusaka sama dengan tahun lalu. Namun berupa timbangan emas hilang dan digantikan dengan pusaka Nala Gareng yang tiba-tiba muncul,” terangnya.
Meski begitu, pertanda atau prediksi ini hanyalah simbol dari leluhur yang ditradisikan turun temurun di wilayah Banyumas. “Semua ini hanya prediksi, berpegang teguhlah kepada iman. Karena semua yang terjadi adalah atas kehendak Yang Maha Kuasa,” jelasnya.
Menurut Soto, kegiatan ini murni untuk pembersihan dan perawatan benda pusaka yang sudah kotor. “Sebenarnya ini membersihkan, bukan mistis dan sebagainya. Kita tetap meminta sesuatu kepada Tuhan. Selain itu, ini juga sebagai media edukasi dan nguri-nguri budaya Banyumasan,” pungkasnya. (ali/acd)
--
Diserang Lima Pemuda, Juru Parkir Giant Cilacap Terkena Sabetan Parang
--
serayunews. com – Suasana komplek pertokoan depan Giant Supermarket Cilacap yang siang itu tidak begitu ramai mendadak geger. Juru parkir yang berada di pelataran pusat perbelanjaan Jalan Mayjen Sutoyo ini diserang sekitar sejumlah pemuda.
Korban yang diketahui bernama Dani (25) langsung dilarikan ke Rumah Sakit Santamaria Cilacap, karena menderita luka yang cukup parah.
Dari informasi yang dihimpun, peristiwa itu bermula saat warga Jalan Bakung Kelurahan Sidakaya Kecamatan Cilacap Selatan ini sedang menjaga parkir kendaraan di pelataran toko. Selasa (17/9/2019) siang sekkitar pukul 13.40, sejumlah pemuda yang diperkirakan berjumlah lima orang mendekati korban.
Setelah terlihat mengobrol dengan para pelaku, mereka tiba tiba menyerang korban. Korban terkena sabetan senjata tajam sejenis parang dari salah satu pelaku. Akibatnya, korban menderita luka di bagian kaki, tangan hingga kepala. Para pelaku langsung kabur setelah melihat korban terluka. Dengan sejumlah luka penuh darah, korban yang masih sadar dilarikan ke Rumah Sakit Santamaria Cilacap.
Polisi Buru Pelaku Pengeroyokan dan Pembacokan
Polisi yang mendapat informasi kejadian, tiba di lokasi beberapa saat kemudian. Tim Inafis (Indonesia Automatic Finger Print Identification System) Polres Cilacap juga terlihat di lokasi untuk melakukan olah TKP. Kabar yang begitu cepat beredar membuat sejumlah warga mendatangi lokasi kejadian. Sejumlah warga lain yang berkumpul berusaha mencari pelaku. Namun hal tersebut bisa dicegah. Hingga melam menjelang, sejumlah polisi disiagakan di lokasi untuk meredam situasi agar tetap kondusif.
Menanggapi kejadian itu, Kapolres Cilacap AKBP Djoko Julianto melalui Kasatreskrim AKP Onkoseno Grandiarso mengatakan, pihaknya saat ini masih melakukan penyelidikan terkait kasus pengeroyokoan tersebut. Sejumlah saksi beserta rekaman CCTV juga sudah diperiksa. Ia menghimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan menyerahkan sepenuhnya kasus tersebut kepada pihak kepolisian.
“Kami masih melakukan penyelidikan dan masih memburu pelaku. Masyarakat tetap tenang dan tidak terpancing informasi ataupun isu yang belum jelas kebenarannya,” jelasnya kepada serayunews.com, Selasa (17/9/2019) petang.
Sementara itu, Ketua Kelompok Sadar Keamanan Ketertiban Masyarakat (Pokdar Kamtibmas) Kelurahan Sidakaya Kecamatan Cilacap Selatan, Martono mengungkapkan, pasca kejadian tersebut, kondisi di wilayahnya terpantau kondusif. Sejumlah anggota Pokdarkamtibmas juga sudah menghimbau warga untuk tidak terpancing isu yang belum tentu bisa dipertanggungjawabkan.
“Ya ada warga yang berkumpul di lingkungan, tetapi tidak ada upaya untuk memburu atau mencari pelaku. Korban sendiri masih mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit,” ungkapya saat dihubungi wartawan, Selasa (17/9/2019) malam.
--
TKI Cilacap Tertipu Rp 358 Juta
--
SATELITPOST-Seorang tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Cilacap yang bekerja di Taiwan yakni Putri Hanifah kena tipu sampai Rp 358 juta. Sang pelaku penipuan adalah SB (35) alias Yuyun yang merupakan warga Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Kini, Yuyun pun telah ditahan Polres Cilacap.
Aksi penipuan dilakukan Yuyun pada Putri dan keluarganya sejak tahun 2018. Kepala Kepolisian Resor Cilacap Ajun Komisaris Besar Polisi Djoko Julianto melalui Kasat Reskrim Polres Cilacap AKP Onkoseno Grandiarso Sukahar menjelaskan kasus tersebut.
Saat awal kejadian Putri masih bekerja di Taiwan. “Modus penipuannya sejak Juli 2018, tersangka ini dengan menjanjikan banyak hal, mulai mengurus visa ke Korea, mendapatkan mobil Fortuner, dan juga dumptruk, tetapi ternyata sampai saat ini tidak terealisasi, sehingga korban melaporkan kepada Polres Cilacap,” ujar AKP Onkoseno, Senin (16/9).
Untuk mengurus visa ke Korea, Yuyun meminta Putri uang sebesar Rp 33.700.000 pada Juli 2018. Pada Agustus 2018, Yuyun kembali meminta uang Rp 91 juta untuk urusan mobil. Pada September, Yuyun kembali menawarkan mobil dumptruck kepada orangtua korban dengan harga Rp 17,5 juta. Uang-uang tersebut ditransferkan oleh Putri dan orangtuanya ke rekening Yuyun.
Selanjutnya, Yuyun berpura-pura mengenalkan laki-laki bernama Zul, yang ternyata diketahui hanya rekayasa. Selama berhubungan jarak jauh, Zul meminjam uang kepada Putri mencapai Rp 191,9 juta.
Namun, aksi tipu-tipu dari Yuyun itu terbongkar ketika Putri pulang ke Indonesia pada Februari 2019. Semua yang dijanjikan Yuyun tidak ada yang terealisasi. Sehingga Yuyun dilaporkan kepada Polres Cilacap. Tersangka Yuyun diamankan oleh Polres Cilacap saat berada di Kelurahan Karangtalun, Kecamatan Cilacap Utara, Kabupaten Cilacap pada Agustus kemarin.
“Korbannya yang melapor baru satu, tetapi kami akan terus mengembangkan lagi. Dari aksi pelaku kami juga menyita beberapa barang dari ponsel, kartu ATM, kartu kredit, buku tabungan, rekening koran, dan kami masih kembangkan lagi aset lainnya yang dimiliki tersangka dari hasil uang penipuan ini,” katanya.
Polres menghimbau kepada masyarakat untuk benar hati-hati dalam menjalankan hubungan bisnis dengan rekan kerja, terutama melibatkan urusan keuangan. Sebaiknya dilakukan dengan penjanjian hitam di atas putih, agar jelas dan dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini juga untuk menghindari menjadi korban penipuan.
Tersangka Yuyun mengaku jika dia memang bekerja untuk pengurusan paspor dan juga visa kepada calon TKI. Saat itu, dimintai tolong korban untuk mengurus ke Korea oleh korban. “Saya kenal tiga bulan saat di PT, dia hubungin saya lewat inbok untuk mengurus visa ke Korea,” ujarnya.
Pengurusan visa dan parpos ini sudah dilakukannya sejak tahun 2009. Namun, kepada korban, dia tidak mengurusnya. Saat ditanya uang yang dikirimkan digunakan untuk apa, tersangka Yuyun hanya diam saja.
Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, tersangka Yuyun dikenakan pasal 378 KUHP dan atau pasal 372 KUHP tentang tindak pidana penipuan dan atau penggelapan. Dengan ancaman hukuman penjara paling lama 4 tahun. (ale@satelitpost.com)
---
Munjiah Asal Cilacap, 14 Tahun Hilang Kontak di Malaysia
--
PORTALINDONESIA.NET, CILACAP - Munjiah (51) , Pekerja Migran Indonesia (PMI) warga Desa Layansari RT 01 RW 07, Kecamatan Gandrungmangu, Cilacap, Jawa Tengah dikabarkan hilang kontak dengan keluarganya sejak tahun 2005 atau sudah 14 tahun.
Jamingah, anak kedua Munjiah kepada Portal Indonesia mengatakan, ibunya berangkat ke Malaysia melalui PJTKI di Cilacap pada tahun 2004 lalu. Selama kurun waktu sati tahun di negeri Jiran, kata Jamingah, Munjiah masih berkomunikasi dengan keluarga. Namun sejak tahun 2005 ibunya sama sekali tidak ada kabar beritanya.
"Dulu ibu saya pernah kirim surat dari Malaysia, tapi tidak ada alamatnya. Belum lama ini ayah saya pernah telepon ke rumah majika ibu, tetapi katanya Bu Munjiah sudah kabur lama", ungkap Jamingah.
Perusahaan yang memberangkatkan Munjiah, saat ditanyakan perihal tersebut oleh keluarga, justru tidak merespon. Dalam whatshaapnya, Jamingah sempat memberikan informasi bahwa ibunya dibawa orang dari Jawa Timur dan kini sudah nikah siri.
Dimanapun keberadaan ibunya sekarang ini, keluarga sangat berharap Munjiah pulang ke Cilacap. Kakek-nenek (orang tua Munjiah) saat ini dalam kondisi sakit-sakitan dan selalu merindukan anaknya agar pulang. Begitu halnya dengan anak kecil Munjiah yang selalu menanyakan ibunya, karena ditinggal ke Malaysia saat berusia 4 tahun.
"Melalui pemberitaan ini kami meminta tolong kepada siapapun yang pernah mengenal dan/atau mengetahui keberadaan Munjiah, agar menghubungi nomor telepon/WA +6285799439546", kata Jamingah.
--
Posting Komentar untuk "Semalam, Kebakaran Melanda Lagi Lereng Gunung Slamet Jalur Sirampong "
Posting Komentar